Tanggal 19 Agustus 2008 yang lalu, Hari Perdana Belajar di Rumah Belajar KM ITB resmi dimulai. Selasa, Rabu, hingga Jumat berlalu; saya belum kunjung sempat datang ke Sangkuriang 19A. Akhirnya, Sabtu lalu saya berjodoh dengan para malaikat itu.
Pluk, seorang bocah menggelayut di punggung saya. Irsan namanya. Dalam hati saya bergumam, nih anak SKSD pisan. Baru kenalan udah maen nemplok aja..
Irsan gak ngaji?
Aku libuuur…
Sekarang mau belajar apa?
Gamau belajar, mau gambar aja…
Boleh, tapi abis ngegambar belajar ya??
Gamau..
Skak mat. Saya mati kutu. Yasudah, biarkan dia menggambar saja dulu. Sementara Irsan menggambar, datang segerombolan anak yang lain yang maunya cuma pindah main ke Rumah Belajar. Main layangan dalam ruangan. Bayangkanlah.
Kutukkutukkutuk, datang lagi dua orang anak pra-SD yang selalu main bersama. Buku tulisnya disorongkan ke hadapan saya.
Mau belajar apa? nulis?
Enggak. Kakak, kakak nomer hapenya berapa?
Hah?
Tulis di buku aku ya…
Saya tuliskan duabelas angka nomor HP saya. Mereka berdua berebutan, saling mengklaim kepemilikan atas kertas bernomer hape saya itu. Sesaat saya merasa jadi selebritis [:p]. Cuma sesaat karena setelah itu Irsan meminta dituliskan abjad untuk ia tirukan di buku latihannya. Sudah selesai menggambar rupanya dia. Belum dua baris latihan menulisnya ia tuntaskan, Difa mengajak Irsan main kucing-kucingan. Irsan menolak, Difa menjerit minta Irsan ikut main.
Mulai chaos.
Yandi Rama datang, syukurlah. Ada bala bantuan. Yandi mengurusi geng Para Bangor supaya tidak mengacau konsentrasi yang sedang belajar. Sandi mengajari anak-anak kelas 3 dan 4, Kasfi mengajar anak-anak kelas 5, dan saya mengajari anak-anak TK, kelas 1 dan kelas 6.
Kami pun ‘selesai’ belajar 2 jam kemudian. Dadaah, kata mereka. Sebelum dadah, harus salim dulu. Habis dadaah, jangan lupa bilang Assalamualaikum. Waalaikumsalam, jawab kami.
Wow, hari yang luar biasa. Ada lelah, ada bahagia. Terutama saat melihat permata-permata yang siap digosok di mata-mata mereka yang bercahaya.
Pasti butuh tenaga banyak untuk mengilapkannya, semoga yang kami kerjakan diberkahiNya.
Untuk kualitas pendidikan yang lebih baik.
Untuk generasi muda yang lebih baik.
Untuk Indonesia yang lebih baik.
Amin.
kk sali, sy diajakin donk… ngerumbel…yah yah….disuruh ngajarin nyanyi jg gkpapa hahaha gk nyambung….
kaka sali……butuh bantuan tante-tante? call me and kaka fitra! hahahaha….
benar kata kaka fitra, disuruh nyanyi juga boleh! hohohoo….
waahh…kaka shally sekarang ke ibuan yaahh ^_<
mau duonk ditularin jiwa keibuannya…..^_^
btw, ada yang curhat tuh kemarin! katanya kangen sama kaka-kaka intimidator macam kaka sali, kaka fitra, kaka kyky…buat intimidasi senator 89..hahahahaaaa….
mereka itu bikin migren…tapi bisa bikin idup Rubel…
Gw terharu juga loh pas mereka bikin puisi soal Rubel.kalo mau liat puisi mereka..di postingan gw soal harta karun…
ah…everything is beautiful pokonya mah…kalo berhubungan ma anak2…
gila gw terkenal,, nama gw ada di blog orang
“..Kasfi mengajar anak-anak kelas 5,..”
hehe,, btw satu yang gw dapet. mereka sangat mampu merasakan emosi kita. kalo kita benar benar senang mengajar merka,, merka akan lebih antusias. dan kalo ada hesitation dalam diri kita ya….
“….permata-permata yang siap digosok di mata-mata mereka yang bercahaya…”
agak terganggu sama kalimat yang atas. perih euy mata digosok.
gimana kalo,,
…saat memandang kemilau permata permata berpantul cahaya sebening ketulusan di mata mata kecil mereka.
bagus2,,,,
@fitrasani dan kynoy yusuf
siap,, tunggu dikontak aja ya..
@zaoldykngeblog
pake metafora dong,, gak sedenotatif itu juga..
IMHO,, anak2 itu masih perlu gosokan biar bisa berkilau.. soalnya,, permata mereka yg sekarang itu masih blm kinclong.. siapa yg bikin kinclong?? ya RuBel.. gitu deh..
mempertajam pikiran
mengasah bakat
memacu hati
mengiris hati
mengasah otak
mempertajam penciuman
menajamkan mata
mengeraskan tekad
mental sekeras baja
permata-permata yang siap digosok di mata-mata mereka..
mmmhhhhh…..