Namanya Pulau Bangka

Pulau Bangka yang jadi tempat mudik saya selama empat tahun terakhir ini merupakan bagian dari propinsi kepulauan Bangka-Belitung. Yep, propinsi ini memang terdiri dari dua pulau besar, Bangka dan Belitung serta beberapa pulau kecil yang ada di sekitar dua pulau besar tadi. Pulau Bangka berukuran lebih besar dari pulau Belitung. Pulau Belitung sendiri belakangan jadi lebih tenar dari Pulau Bangka berkat Andrea Hirata dan Laskar Pelanginya.

pulau bangka dari udara (wikimapia.com)

Cuma butuh satu kata untuk mendeskripsikan Bangka: p-a-n-t-a-i. Sejak pertama kali datang ke Bangka waktu tahun 1992, saya cuma ingat pantainya yang indah, bersih dan menakjubkan. Mulai dari yang landai dan berpasir putih sampai yang terjal dan berbatu, semua ada di Bangka. Sayangnya, pantai-pantai ini belum terkelola dengan baik. Setahu saya, hanya Pantai Parai yang sudah ditangani oleh manajemen dan dipasarkan dengan label Parai Beach Resort. Selebihnya hanya dikelola seadanya oleh pemerintah daerah. Belakangan ada itikad baik untuk mendesain pesisir Pantai Pasir Padi dengan mengkompetisikan perancangan Pasir Padi Waterfront City. Namun setelah saya melihat desain pemenangnya, saya harus menahan diri untuk berharap banyak pada masa depan Pantai Pasir Padi dan hanya bisa menghela napas.

pantai parai

Selain pantainya, dunia kuliner Bangka juga patut dijelajahi. Kemplang, pantiaw, model, empek-empek, panekuk, otak-otak, es campur kacang merah, dan tekwan adalah makanan khas Bangka yang citarasanya tidak perlu diragukan lagi. Titik-titik jajan kuliner bisa ditemui di sekitar Pasar Mambo, Bank BCA, dan beberapa tempat lainnya. Sedikit tips dari saya, kalau sedang bingung untuk memilih penjual makanan yang enak antara penjual dari pribumi atau Tionghoa maka pilihlah yang penjualnya dari etnis Tionghoa. Dijamin enak dan halal, karena masyarakat Tionghoa Bangka yang dalam bahasa Bangka disebut ‘urang Cin’ memang sudah terkenal kelihaiannya dalam memasak dan menghargai pembeli Melayunya yang kebanyakan muslim.

Es Campur Kacang Merah

Berada di Bangka juga berarti anda tidak akan menemukan pengemis atau pengamen di sudut-sudut kota. Hal ini tidak berarti Bangka sudah sejahtera, angka kemiskinan di sini juga cukup tinggi. Orang Bangka pantang memelas meminta kasihan dari yang lain. Pendek kata, lebih baik bekerja kasar daripada harus meminta-minta. Orang Bangka juga terkenal senang kumpul-kumpul. Saban malam ada saja saudara atau tetangga yang datang berkunjung ke rumah, jika tidak maka gantian kita yang pergi bertamu.

Bahasa Bangka cukup mudah, seperti bahasa melayu tapi akhiran katanya adalah e seperti pada teh. Misalnya: ada -> ade, kemana -> kemane, dia -> die, dst. Seringkali juga bahasanya disingkat-singkat. Misalnya, aku -> ‘ku, kamu -> ‘ka, tidak -> ‘dak, telah -> ‘lah, belum -> ‘lum, dst.

Tertarik melancong ke Bangka? Ada dua cara untuk mencapai Bangka dari Jawa, lewat laut atau lewat udara. Jika lewat laut, bisa menggunakan kapal laut dari Tanjung Priok dengan waktu tempuh sekitar 24 jam atau menyeberangi Selat Bangka dari Palembang menggunakan kapal jetfoil dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Perjalanan lewat udara juga cukup memadai, dengan menggunakan kapal terbang, Bangka bisa dicapai dari Cengkareng dalam 50 menit saja. Harga tiket? Tiket kapal laut biasa dilego dengan kisaran 100-170 ribu rupiah sementara tiket pesawat biasa dibanderoli 300-670 ribu rupiah tergantung musim liburan atau tidak.

Demikian sedikit cerita tentang pulau kelahiran ibu saya. Walau tidak pernah secara de facto bermukim di Bangka, saya cinta pulau ini!

(gambar dicomot dari wikimapia.org, idrianita.wordpress.com, dan rendymaulana.com,, makasi!!!)

35 pemikiran pada “Namanya Pulau Bangka

  1. kunjungan balik!!

    orangtua saya besar 3 tahun di bangka, saat masa-masa smp. yang saya tau, bangka dulu jadi satu sama sumsel, jadi sepetinya banyak sekali kemiripan-kemiripan makanan khas, bahasa, dll.
    1. Tekwan, makanan yang paling dirindukan kalo saya mudik ke palembang.
    2. Model, adakah di bangka? ini juga makanan malam hari bada isya yang hampir tiap malam menemani saya menikmati suasana kota palembang..

    :D:D

    (oya, blognya saya link yah.. nuhuns, :D)

  2. @armyalghifari

    iya,, Babel emang baru akan berumur sewindu di taun ini. jadinya masi cari2 jati diri juga deh…

    sebenernya soal makanan mah banyak banget yang sama,, tapi ada bedanya loo.. kalo di palembang kemplang2nya pake ikan belida,, kalo di bangka, pake ikan tenggiri…

    model juga ada di bangka,,

    huaaaa,, jadi kangen rumah euy…

  3. eh kok bahasanya kayak betawi,, hehehe

    btw, pengen ke Bangka,,, setelah berkunjung ke pantai di lombok,, tempat berikutnya yg ingin dikunjungi tuh pantai di bangka waaaahhhh pengen,,,
    semoga msh ada yg mau sponsori 😉

    shally, sy diajak donk klo pulang ke bangka hahahaha

  4. @fitrasani dan yttrium

    halah,, kakak2..

    akomodasi bolelah ditanggung tuan rumah,, tapi kalo sama ongkosnya juga mah repot atuh..

    kelak ku mudik pas ari raya, dak nek ngikut kan??
    (artinya: nanti saya mudik pas lebaran,, pada gamau ikut kan??)

    😀

  5. wah, jadi pengen liat es serut nya, btw di kampung ku Pekanbaru, banyak pengemis tp masalahnya mereka itu di impor oknum tak bertanggungjawab dari propinsi tetangga biasanya dari Padang .. hehe

    jd pengen ke kepulauan, pasti pemandangannya keren2 ..

  6. YUp..bangka belitung terkenal dengan pantai nya, yang masih merupakan menu wisata wajib. sebenarnya masih ada wisata budaya, seperti “perang ketupat” dan “ruah”, adat seperti ini sebenarnya unik dan bisa dijual

  7. SUBHANALLAH…

    KEREN n INDAH BANGET…

    PENGEN NIKMATin LANGSUNG,
    tp IZIN yg UDAH PENAH Ln MINTA ma KELUARGA buat keSANA,
    MASIH BELUM Ln DAPAT…!!!

    hikz… hikz… hikz… (T_T)

  8. yang paling asik tu mancing udang satang d desa kotawaringin, 5 desa lagi dari puding besar, 1 jam dari pangkal pinang or sungai liat.
    klo pantai n pasir nya se udah paling TOP ny..
    sya pulang 1 tahu sekali, pas lebaran aja, klo mw bareng mancing udang nya nnti hub aj aja.

    Sekalian Promo si gratis juga ni

  9. waduh gw orang asli sana nih..tapi dah sekitar 5 taon gak pulang..yang gw tau disana emang pantainya hebat-hebat..dulu waktu masih sma..gw ama temen-temen sering camping di pantai sambil mancing..emang kenangan yang gak ada bandingannya…

  10. bangka adalah pulau yg paling indah, pantai2nya yg bersih tdk tercemar dr llimbah2 dan bebas dr polusi. di bangka tdk ada pengemis tdk sseperti di jakarta dan pulau jawa.bangka is the best

  11. sebenarnya saya anak kalimantan,saya ada suka dengan anak bangka. itu yang membuat saya ingin tinggal di bangka.

  12. yuk shalli
    pakabar yuk?
    long time no see 🙂

    lg googling nyari foto2 pantai d bangka
    eh, ktmu blog ayuk

    ijin dicopy ok foto e yuk, tentunya dilampirkan dg sumbernya.

    nice article. ayuk dmn skarang?

    loli (T.geologi 2006) -sesame org bangka-

  13. Pulau Bangka memang indah…meski saya orang Bandung tp sekarang menetap di Bangka…plus minus nya Bangka hanya yang tinggal menetap di Bangka yang tahu….klo tamu kan tau nya yg bagus2nya aja…klo mau nanya2 ttng Bangka..boleh hubungi saya….

  14. lam kenal…sya ank lampung…banyak kenangan trindah sya yang trtinggal di bangka….rsanya dlu aku enggan tuk pulang kekampung halaman,,rsanya ingin slamanya d pulau bangka……bangka indah.
    !!!!

Tinggalkan Balasan ke LO Batalkan balasan