Love to Share

Teringat saya pada judul bahasa Inggris dari film Berbagi Suami yaitu Love to Share. Yang jadi pertanyaan saya, benarkah suami sama dengan cinta? Atau malah, benarkah poligami bermakna sejalan dengan berbagi cinta?

Sebenarnya, saya anti bicara soal masalah-masalah di ranah pernikahan dan kawan-kawannya. Apalagi, saya sama sekali tidak pernah mendalami hal macam ini.Tetapi, poligami jadi menarik perhatian saya sejak Restoran Wong Solo cabang Bandung yang berada di Jalan Dago ditutup pada akhir 2007 lalu. Entah saya dengar dari mana, konon satu restoran Wong Solo diperuntukkan sebagai sumber ‘uang belanja’ bagi seorang istri Puspo Wardhoyo yang berada di kota tersebut. Logika saya bergerak pada kesimpulan yang aneh, jangan-jangan Puspo sudah menceraikan istrinya yang ada di Bandung? Entahlah, saya tidak tahu. Yang pasti, sekarang restoran yang tidak terlalu laku itu (tempat parkirnya selalu sepi) sudah digantikan dengan restoran Brownies Kukus Amanda sejak awal Januari tahun ini.

Poligami memang perkara yang dilematis. Lukman Sardi, salah seorang aktor Berbagi Suami beropini dalam buku Berbagi Suami bahwa dia merasa bukan orang yang sanggup mengemban tanggung jawab berpoligami. Hanya orang-orang terpilih yang mampu menangkap hakikat berpoligami dan mampu berlaku adil pada kesemua istrinya. Rasulullah yang beristri banyak tentulah orang yang dirujuknya dalam kasus seperti ini. Jadi, benarkah poligami adalah hal yang kasuistis? Sebagai orang yang moderat, saya sepakat jika seorang laki-laki berpoligami ketika istrinya tidak mampu menjalankan kewajibannya. Nah, kasuistis kan? Kesimpulan saya, poligami adalah sesuatu yang kasuistis.

Kembali pada judul tulisan ini, menurut saya seharusnya perkara berbagi cinta tidak semata-mata dibicarakan dalam konteks poligami. Seolah-olah, perasaan cinta hanya bisa terjadi antara individu berlawanan jenis yang punya motif (maaf) seksual. Di luar itu, perasaan yang sama akan berganti istilah menjadi kasih atau sayang. Cinta, kasih ataupun sayang memang perlu dibagikan pada orang lain. Tidak akan terjadi kondisi dimana seseorang kehabisan cinta karena terus-menerus dibagikan. Cinta suami pada istri(-istrinya) adalah suatu yang utuh, tidak akan berkurang jika dibagikan karena cinta bukan kue yang dapat habis. Tabik.

***

Jadikan Aku Yang Kedua
(Astrid)

jika dia cintaimu
melebihi cintaku padamu
aku pasti rela untuk melepasmu
walau ku tau ku kan terluka

jikalau semua berbeda
kau bukanlah orang yang kupuja
tetapi hatiku telah memilihmu
walau kau tak mungkin tinggalkannya

reff:
jadikan aku yang kedua
buatlah diriku bahagia
walau pun kau takkan pernah
kumiliki selamanya

kembali ke awal, reff

Iklan

7 pemikiran pada “Love to Share

  1. hohhohooo topik yang cukup provokatif dan sensitif apalagi bagi seorang wanita, begitu melihat judulnya pasti langsung terprovokasi,,,

    btw,,ganti template niy,,,tampak lebih keliatan calm n natural..

  2. @fitrasani
    kalo kataku, sebenernya paralel vs seri itu bakal keliatan dari maskulin vs feminin, bukan dari co vs ce. soalnya, ce maskulin ky saya (ini beneran loh,, tes membuktikan kalo saya dominan maskulin dari pada feminin)lebih susah paralel dan mengerjakan sebagian besar pekerjaan secara serial.
    soal poligami sih, akhirnya cowok2 itu ttp serial juga secara semua contoh poligami-er yang aku tahu tidak ada yang menempatkan istri-istrinya pada rumah yang sama. interaksi dia ke istri-istrinya juga jadi serial, kan?

    @anto
    aku sih biasa aja… hehe

  3. sal..sayah ganti liriknya si Astrid sedikit ya..
    pas dibagian reff nya aja…

    “jadikan aku yang terserah…”
    “ÿang penting bukan ke lima (dan seterusnya)”
    “walaupun kau mbagi cinta..”
    “ÿang penting bisa ngajak ke syurga…”

    ha..ha…
    baru bisa ngomong ajah..nggak tau deh kalo prakteknya nanti….

  4. saya sebenarnya sedikit mau berargumen tentang tutupnya ayam bakar wong solo Bandung, saya kurang sependapat (bhs halus dari tidak setuju ;p)jika dikaitkan dengan masalah poligami ato kasus perceraian si empunya franchise,,,karena itu gak ada korelasi langsung. lihat aja di cabang daerah lain lancar2 aja tuh, ataupun sekaliber mc Donald ato coca cola yang jelas2 itu perusahaannya yahudi dan baik secara langsung atau tidak pasti berkaitan dengan pendanaan zionisme tapi tetep aja tuh laku abis di negara2 muslim. jd klo menurut sy faktor utama yang menyebabkan tutupnya AWS bandung itu karena kurangnya analisis pasar dari pemilik ataupun tidak optimalnya strategi marketing yang dijalankan,,,,ya sekali lagi dalam dunia ekonomi pasarlah yang berbicara,,,(hahaa,,,anak farmasi bs jg kan bcr ekonomi,,;)

  5. @oom
    yea,, saya tunggu…:p

    @anto
    pis,, tarikannya bukan di AWS-nya kok… tapi soal bagi2 cinta…halah…
    got it?

    @deri
    serius?? parah juga si maxi…
    ckckck…

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s