ya,, dengan ini resmilah satu lagi orang-orang yang dekat dengan saya (ato sebenernya cuma saya yang merasa dekat dengan mereka??) menggenapkan setengah diennya. setelah kakak sepupu saya, teman sd saya, teman smp saya, kakak saya satu-satunya, kakak sepupu saya yang lain, teman sma saya, supervisor beasiswa saya, akhirnya teman sebeasiswa saya yang menikah…
ya,, memang membahagiakan… tetapi saya selalu merasakan kehilangan yang sangat setelah mereka menikah. entah apa yang hilang, hanya saja beberapa hal akan terasa berbeda setelah sesiapamu menikah.
kakak saya tidak bisa saya miliki sepenuh dulu. saya hanya mudik setahun sekali, itu pun durasinya hanya sekitar seminggu. dari tujuh hari itu, durasi kebersamaan kakak saya yang sudah menikah dengan keluarga kami tak akan lebih dari setengah hari jika diakumulasikan. padahal, kakak saya dan suaminya tinggal bersama kami di rumah. dia sibuk sekali dengan suami dan keluarga barunya. entah itu pergi makan di luar, menginap di rumah mertuanya, atau jalan-jalan berdua saja. dia jadi berjarak jauh sekali dari kami.
pun dengan teman-teman saya yang sudah menikah. tidak bisa lagi diajak bercanda, menginap, atau jalan-jalan sesuka hati. things change…
or even everything changes! haah…
teman saya mengkritik sifat ini dan mengatakan kalo saya terlalu posesif. mungkin benar. akan terasa menyesakkan ketika orang yang 18 tahun berbagi kamar denganmu, 12 tahun berangkat sekolah bersama denganmu dan hampir setiap hari seumur hidupnya selalu berada dalam radius 10 meter darimu tiba-tiba pergi seolah semua masa-masa itu tidak ada bekasnya. saya posesif? ya
well,, after all… tentu saja menikah adalah sesuatu yang membahagiakan bagi siapapun itu… kepada semua orang2 baik yang sudah menikah ataupun yang akan menikah… SELAMAT !!!
***
waktu supervisor beasiswa saya akan menikah, teman sebeasiswa saya memberitahukan kabar itu dengan menyelipkan pertanyaan kapan saya akan menikah. dasar iseng! saya jawab: May
Maybe this year…
Maybe next year…
Maybe next two year…
Maybe in the next years…
Haha 😀
Bandung, hari ke duapuluh delapan di bulan september duaribu tujuh
35 derajat celcius, 40%, cerah
tes..tes..ngtes avatar baru nih..
Sali,,
ada yang mengatakan bahwa :
” Kita seperti hidup di banyak dunia, dan dengan mudah kita bisa melupakan yg telah kita lalui”.
Untukmu, untuk Etos, untuk saudara-saudaraku seperjuangan yang aku cintai, Kalian adalah duniaku yang tak akan terlupakan.
Insya Allah..
Semoga kita selalu berada dalam barisan para pejuang.
Luv u sist!
santai, mbak…
saya gak seGITUnya kok…
hehe…
cuma letupan-letupan sesaat aja…
menguap sejalan dengan putaran bumi…
maybe because i’m not mature enough??
dunno…
oia,, luv u too…
hahaaha, sabar aja sal.
ingat ada pertemuan berarti ada perpisahan.
so jangan terlalu mencintai sesuatu yang kamu cintai karena mereka akan pergi.
maka cintai lah yang maha abadi.karena Dia tidak akan pergi 🙂
sama ma prtanyaan teman sebeasiswamu deh :p
perasaan kehilangan itu ada agar kmu sadar suatu saat ada org lain yg merasa seperti itu kpd *taelah 😀 *
@ newbensagung
saran yg retoris,, tapi bener banget…
ya,, saatnya untuk kongkrit menjadikanNya sebagai tujuan hidup yang utama
@fitrasani
yup,, seperti kata Counting Crows
“… you never know what you got ’till its gone…”
wei…pernikahan itu menyenangkan bagi yg menemukan…menyedihkan bagi yang meninggalkan…kakakku dua-duanya jg telah nikah..sepi…hanya adik2 doang di rmh….but yg pnting perpisahan itu justru melahirkan pertemuan-pertemuan baru…hingga kelak bertemu dg Pencipta kita..amien